Kanker payudara merupakan kasus kanker paling banyak di Indonesia berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2018. Akan tetapi, tingkat harapan hidup pasien kanker payudara cukup tinggi jika mampu diketahui sejak awal. Pasalnya, pasien lebih cepat mendapatkan pengobatan dan penanganan. Kanker payudara stadium awal meliputi stadium I, II, dan IIIA.

Kondisi kanker payudara stadium awal
Kanker payudara stadium 0 disebut juga karsinoma in situ. Pada fase ini tidak ada indikasi sel tumor telah menyebar. Biasanya pasien tidak membutuhkan pengobatan khusus, hanya perlu pengamatan jika suatu waktu kondisi tumor meningkat. Kanker stadium 0 sulit dideteksi karena tidak ada benjolan yang dirasakan saat pemeriksaan sendiri atau tidak ditemukannya gejala lain.
Kanker payudara stadium I yang juga masih dianggap stadium awal telah bersifat invasif. Tumor telah berukuran 2 cm dan telah menyebar ke jaringan payudara di sekitarnya. Ukurannya yang masih kecil juga tergolong juga masih sulit dideteksi mandiri. Skrining rutin perlu dilakukan karena pengobatan sudah mulai bisa diberikan.
Kanker payudara stadium II telah mampu dideteksi sendiri. Terdapat benjolan keras di dalam payudara. Ukuran tumor mencapai 2-5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening di bawah lengan, tepatnya di sisi yang sama dengan payudara yang mengalami kanker. Sel kanker juga telah menyebar ke seluruh jaringan payudara di sekitarmya, meskipun belum menyebar ke bagian tubuh yang lainnya.
Golongan kanker payudara stadium awal lainnya yaitu stadium IIIA dimana ukuran tumor mencapai ukuran 2-5 cm atau bahkan lebih dari 5 cm. Tumor telah menyebar ke kelenjar getah bening dekat tulang dada atau ketiak.
Tindakan medis
Secara umum, berikut ini tindakan medis yang dilakukan setelah pasien divonis menderita kanker stadium awal:
- Operasi
Tumor dan jaringan di sekitar payudara akan diangkat. Biasanya pasien melakukan radioterapi selama 3 bulan setelahnya untuk memastikan sel kanker telah hilang.
- Terapi hormon
Sel kanker memiliki reseptor hormon estrogen atau progesteron sehingga kedua hormon tersebut dapat memicu pertumbuhan sel kanker payudara. Terapi hormon dilakukan untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
- Kemoterapi
Kemoterapi dapat dilakukan jika sel tumor lebih dari 1 cm. Akan tetapi, pengobatan menggunakan bahan-bahan kimia ini memiliki beberapa efek samping, seperti rambut rontok, mual dan muntah, sesak napas, hingga penurunan gairah seksual.
- Terapi target
Sebelum terapi target dilakukan, dokter akan menguji adanya reseptor protein HER2 pada sel kanker. Jika hasilnya positif maka akan diberikan obat trastuzumab. Terapi target umumnya dilakukan selama 1 tahun.
- Perawatan penguatan tulang
Pasien akan diberikan perawatan dan pengobatan untuk memperkuat tulang. Bagi sebagian orang, cara ini dilakukan untuk menurunkan risiko sel kanker agar tidak menyebar ke tulang. Umumnya, pasien mendapatkan perawatan penguatan tulang saat mengalami kanker payudara stadium awal dan menopause.
- Pengecekan nodul limfa
Pemeriksaan ini dilakukan jika kemungkinan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening. Biasanya terjadi pada kanker payudara stadium II atau lebih. Caranya yaitu dengan menggunakan pemindaian ultrasound di bagian ketiak atau sekitar payudara. Apabila sel kanker terbukti menyebar, operasi pengangkatan kelenjar getah bening mungkin dilakukan.
- Perawatan kanker payudara inflamasi
Pada pasien kanker payudara stadium III atau lebih mempunyai risiko munculnya kanker payudara inflamasi sehingga membutuhkan perawatan yang berbeda pula. Gejala lain yang terjadi diantaranya payudara membengkak, kemerahan, serta panas saat disentuh.